Minggu, 30 Agustus 2015

Bagaimana Panggilan Hidupku?

Menjalani Panggilan Hidup, Bukan Pertandingan Hidup

Saat menyaksikan wawancara Lance Amstrong di acara Oprah, Oprah bertanya padanya “Menurutmu, apakah mungkin seseorang bisa memenangkan kejuaraan Tour De Franc berturut turut tanpa memakai doping?”
“Menurut saya, tidak mungkin.” Jawab Lance.
Kita hidup didalam zaman kompetisi, sistem di dunia memang berjalan ke arah sana. Keinginan kita untuk menang, untuk menjadi yang terdepan, terlihat nyata bahkan dari kehidupan sehari-hari.
Contohnya, seseorang merasa iPhonenya belum terlalu ketinggalan zaman, sampai ia mencoba iPhone terbaru milik temannya, mendadak ia sudah tidak ingin lagi menggunakan Iphone miliknya. iPhone yang digunakannya mendadak terasa lambat, dan memiliki permasalahan lainnya.
Contoh lainnya, kita mengambil banyak foto supaya dapat memamerkannya di sosmed alias “eksis”, bukan untuk menyimpan momen tersebut sebagai kenangan berharga. Kita mengedit foto tersebut, sibuk membuatnya terlihat menarik.. dibandingkan membuat moment bersama keluarga/teman itu lebih menarik.
Itu terjadi pada saya sendiri, saat saya hendak memposting sebuah foto ke sosmed, tanpa sadar saya menjepretnya dari banyak angle selama 14 kali.
Pertanyaan sama yang ditanyakan Oprah itu, hendak saya ajukan kepada kita semua orang percaya:
“Apakah mungkin bagi orang percaya yang hidup di zaman ini, untuk menjalani hidup berakar kuat didalam Kristus? Apakah mungkin bagi orang percaya untuk hidup dengan kepercayaan penuh terhadap Tuhan, bukan meminjamnya dari iman orang lain, tetapi memperolehnya lewat hubungan pribadi dengan Tuhan?”
Menjalani Panggilan Hidup, Bukan Pertandingan Hidup
Jiwa kompetisi; Jiwa persaingan; Jiwa ingin menang dan terdepan ini, adalah jenis mental yang bagus dalam kompetisi olahraga. Tetapi dalam hubungan kita dengan Kristus, memiliki mental tersebut justru menjadikan diri kita tawanan. Anggapan sebagian orang percaya yang mengira bahwa semakin banyak pengetahuan yang dimilikinya, menandakan ia lebih dekat dengan Tuhan juga tidak terlalu tepat. (Kolose 2:8) Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya  yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus
Kamu akan berhenti merasa utuh saat kamu mulai melakukan perbandingan. Memiliki jiwa ingin menang dan terdepan, tidak jarang mendorong kıta membandingkan diri kita dengan orang lain. Tidak jarang kita mulai mengeluh dan mengasihani diri kita sendiri, bukan karena melihat kepada kehidupan kita sendiri, tetapi karena kita mulai membandingkan hidup orang lain yang kita lihat. Karena tanpa sadar kita merasa bahwa kita harus hidup di level atau taraf yang sama dengan orang yang kita lihat.
Yang sering kita lupakan adalah: Setiap orang memiliki panggilan yang berbeda.
Ketika saya berbicara dengan banyak orang, kebanyakan dari mereka bertanya-tanya soal panggilan hidup dari Tuhan didalam hidup mereka. Mereka sangat-sangat ingin mengetahuinya.
Kamu melihat sebagian orang yang hidup dalam panggilanNya?
Kamy pun berpikir, kenapa kamu tidak bisa melakukan apa yang orang lain lakukan?
Seringkali kamu menjadi kehilangan semangat, dan bahkan menyerah terhadap panggilanmu sendiri.
Hal ini terjadi terlalu sering.
Jiwa ingin menang dan terdepan ini berbahaya dilihat dari berbagai sisi.
JIka kamu mulai membandingkan hidupmu dengan kehidupan orang lain atau percapaian orang lain atau kehidupan spiritual orang lain,
itu akan menciptakan perasaan tidak cukup baik / utuh didalam hatimu, sebab iblis akan berusaha untuk menempatkanmu dalam posisi tidak aman / pahit. Iblis juga tidak akan berhenti mengingatkanmu akan kekuranganmu.
Di sisi lain, jika kamu menjalani hidupmu dengan lebih baik, kamu mulai merasa puas. Mungkin kamu akan berhenti disana, tanpa menyadari bahwa memang Tuhan sengaja memberi kamu kapasitas yang berlebih untuk melakukan lebih.
Jika kamu melihat orang melakukannya, dan kemudian kamu juga jadi ingin melakukannya, itu juga kurang tepat. Karena mungkin itu bukan panggilanmu, Tuhan mau kita memusatkan perhatian kita kepada panggilan khusus yang dari padaNya.
Menjalani Panggilan Hidup, Bukan Pertandingan Hidup
Kita semua selalu berpikir bahwa panggilan Tuhan adalah hal yang besar, luar biasa, menakjubkan..
Tetapi lewat Efesus 4:1-7, Paulus yang kala itu sedang berada didalam penjara, menasihatkan orang-orang percaya untuk hidup dalam panggilanNya: Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua. Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus.
Tidak jarang kita bertanya, “Tuhan mau aku melakukan apa?”
Paulus menasihatkan bahwa panggilan Tuhan adalah supaya kita menjadi pribadi seperti yang Tuhan kehendaki.
Menjalani panggilan bukan soal kita harus melakukan ini dan itu, Memenuhi panggilan Tuhan harus diawali dengan kesadaran bahwa kepenuhan Kristus sudah ada didalam kita.
Bukan tentang apa yang kamu dan saya lakukan, tetapi tentang menjadi apakah pribadi kamu dan saya?
(Kolose 2:9) Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan. Kamu tidak perlu membuat hidupmu terlihat menarik dalam 10 detik video di sosmed. Kepenuhan dan Keutuhan Kristus telah diberikan kepadamu.
Kamu hanya perlu percaya.
Kamu tidak perlu membuktikan ke siapapun.
Kemu memiliki kemerdekaan didalam Kristus, tidak perlu pembuktian.
Kamu juga harus berhenti berpikir bahwa ketika kamu sudah mencapai level dan taraf tertentu maka kamu punya lebih sedikit hal untuk dikhawatirkan. Berhenti diperbudak oleh pemikiran semacam itu. Berhenti diperbudak oleh apa yang dipikirkan oleh orang lain.
Kemerdekaan yang sejati didalam Kristus, ialah ketika kamu menyadari bahwa:
1. Kamu tidak perlu membuktikan kepada siapapun
2. Karena didalam Kristus, Tuhan menerima kamu seutuhnya
3. Perbandingan itu akan memakan jiwamu sendiri
4. Kesuksesan hanya memperjelas diri kamu yang sebenarnya, tidak memberikan perbedaan terhadap diri kamu yang sebenarnya.
Saya mengambil ilustrasi berikut sebagai contoh:
Kesuksesan itu adalah pengeras suara
Bermain Gitar adalah diri kamu yang sebenarnya
Jika permainan gitarmu buruk, dan pengeras suara dipasang, maka permainanmu yang buruk semakin di perjelas dan dapat didengar banyak orang.
Jika permainan gitarmu baik, dan pengeras suara dipasang,
maka permainan yang baik semakin di perjelas dan dapat didengar banyak orang.
Carilah keamanan itu dari Tuhan
Belajar datang kepada Tuhan dan biarkan Ia mengisi dirimu dengan kepenuhan yang daripadaNya.
Mungkin sekarang kamu sedang berjalan mengejar sesuatu. Kamu tidak tahu apa yang dikejar, yang pasti kamu sudah memperoleh 1 medali, kemudian 2,3,4,5,6.. (Matius 8:36) Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya?
Menjalani Panggilan Hidup, Bukan Pertandingan Hidup
Sebenarnya apa yang kamu mau buktikan? Dan kepada siapa kamu hendak membuktikan diri?
JIka kamu ingin membuktikan kepada orang yang mencintaimu, itu hanya menghabiskan waktu saja karena mereka sudah mencintaimu,
Jika kamu ingin membuktikan kepada orang yang tidak menyukaimu, supaya mereka menerima dan menyukaimu, jika kamu mendapatkannya.. apakah itu benar benar penting?
Apakah jika orang itu berkata “Selamat ya, sekarang akhirnya aku udah bukan haters kamu, Pertahanin ya!.” pentingkah itu?
Temukan kemerdekaan itu didalam Kristus
Merdeka dari pertandingan hidup, dan hidup dalam panggilan.
Karena hidup merdeka didalam Kristus berarti kamu tidak hidup dalam pertandingan untuk mendapatkan tepuk tangan dan kekaguman dari orang lain, namun hidup dalam panggilan Tuhan yang:
  • mengasihimu bahkan ketika kamu bukan siapa-siapa
  • mengasihimu bahkan ketika kamu belum punya apa-apa
  • mengasihimu bahkan ketika kamu punya banyak kekurangan
  • mengasihimu bahkan ketika kamu selalu terjerumus dalam masalah yang dibuat sendiri
  • mengasihimu bahkan ketika kamu punya kecenderungan seksual yang sesat
Hidup dalam panggilanmu. Nyatakan bangkrut secara spiritual, bahwa tanpa Dia kamu tidak dapat melakukan apa-apa, tetapi didalam Dia kamu mampu melakukan segala perkara. (Yohanes 15:5) sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. (Filipi 4:13) Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
Menjalani Panggilan Hidup, Bukan Pertandingan Hidup
Apakah kamu menyadari, bahwa dalam cerita hamba dengan 5,2,1 talenta, Tuhan tidak memuji hamba dengan 5 talenta lebih dari pada hamba yang diberikanNya 2 talenta. Kalimat yang diucapkanNya itu sama persis.
Tuhan tidak menyuruh kamu untuk memberikan hasil yang sama ketika Tuhan memberikan kamu talenta yang lebih sedikit dari orang lain. Tetapi dengan apa yang kamu punya, hasilkan secara maksimal.
Tuhan mau menjadi harta yang paling berharga di hatimu.
Ia mau kamu menjadikan dia lebih berharga daripada kesuksesan didalam hidupmu.
Fokuslah kepada Tuhan, hiduplah seperti listrik yang menyala ketika terhubung dengan sumbernya, kita harus terus terhubung dengan Tuhan.

Bersyukur krn Allah memilihku MuridNya sbg Panggilan hidupku, ; Bersukacitalah senantiasa. Mengucap syukurlah dalam segala hal


ANJING KECIL dan 1000 CERMIN
Alkisah, ada seekor anjing kecil yang selalu bermuka muram sedang berjalan-jalan sambil cemberut, tiba-tiba ia tertarik untuk masuk ke sebuah rumah yang pintunya terbuka, ia tidak tahu bahwa di dalam rumah itu terpasang 1000 cermin. Begitu anjing itu masuk ke dalam rumah, betapa kagetnya dia! Ternyata ada 1000 anjing dengan ekspresi terkejut memandang ke arahnya! Karena merasa terancam, ia pun menyalak ke arah 1000 anjing tersebut, rupanya salakan tersebut dibalas dengan salakan juga oleh 1000 anjing yang tak lain adalah pantulan dirinya sendiri pada cermin-cermin itu. Karena takut, anjing kecil itupun lari keluar dari rumah itu. Hati kecilnya berkata, “Rumah ini sungguh mengerikan!”
Tak berapa lama berselang, seekor anjing yang berhati riang sedang jalan-jalan di sekitar tempat itu juga, ia melihat rumah 1000 cermin yang pintunya terbuka, sambil tersenyum kecil ia pun menyeluduk masuk. Betapa senangnya dia, begitu masuk, ia melihat ada 1000 anjing sedang tersenyum kecil menatap dirinya! Ia pun mengibas-ngibaskan ekornya dan melompat dengan riang. Rupanya, 1000 anjing yang di hadapannya ikut-ikut an mengibas ekor dan melompat. dalam hatinya berkata, “Wah, menyenangkan sekali di sini..”
Sebenarnya kehidupan ini ibarat rumah 1000 cermin tersebut. Hidup hanya merefleksikan apa yang ada pada diri sendiri. Ketika kita berpikir bahwa kehidupan itu sulit, orang bersekongkol, orang jahat banyak, mereka akan menghancurkan… Maka realita seperti itulah yang akan kita temukan.
Berhentilah murung, cemberut, sering mengeluh dan “menyalaki” atas hal-hal yang terjadi di sekitar kita..!
Sebaliknya, berusahalah memperbaiki mental dan sikap kita, berpikir positif, bersyukur dan selalu menebar kebaikan..! Lalu, rasakan sensasi rumah 1000 cermin yang luar biasa dahsyatnya itu ketika kita memberi senyuman padanya, 1000 senyuman pun akan berbalik kepada kita..!
1 Tesalonika 5:16 dan 18

Memahami panggilan hidup kita sebagai murid Yesus.

Ternyata masalah timbul karena kurangnya pemahaman jemaat tentang panggilan Tuhan dalam hidup mereka, padahal panggilan hidup adalah hal yang sangat mendasar dalam kehidupan orang percaya.  Mungkin kita tampak sibuk dengan aktivitas-aktivitas rohani atau pelayanan, begitu bangga dengan talenta dan karunia-karunia yang kita miliki, atau bangga dengan kemahiran kita dalam mempelajari isi Alkitab dan sebagainya.  Namun apalah arti semuanya itu jika dalam kehidupan sehari-hari atau dalam prakteknya kita tidak memiliki buah-buah pertobatan atau karakter yang mencerminkan diri sebagai pengikut Kristus.  Karena itu rasul Paulus mengingatkan,  "...supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu."  (Efesus 4:1).

     Panggilan berarti seruan yang membuat seseorang mengarahkan pandangan dan menyendengkan telinganya kepada si pemanggil;  panggilan hidup berarti seruan yang membuat seseorang mengarahkan hidupnya kepada suatu titik atau sasaran tertentu.  Bila dihubungkan dengan panggilan Tuhan, maka panggilan hidup berarti seruan Tuhan kepada setiap orang percaya supaya mereka mengarahkan hidup mereka kepada apa yang menjadi kehendak dan rencana Tuhan.  Contoh:  Tuhan memanggil Abraham untuk ke luar dari negerinya dan dari sanak saudaranya ke suatu negeri yang hendak ditunjukkan-Nya.

Sudahkah kita memiliki kehidupan yang berpadanan dengan panggilan Tuhan?